Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tim nasional sepak bola Indonesia |
Pencetak gol terbanyak | Soetjipto Soentoro (57) |
---|
Kode FIFA | IDN |
---|
Peringkat FIFA | 165 ▲ 5 |
---|
Peringkat FIFA tertinggi | 76 (September 1998) |
---|
Peringkat FIFA terendah | 170 (Oktober 2012) |
---|
Peringkat Elo | 143 |
---|
Peringkat Elo tertinggi | 35 (November 1969) |
---|
Peringkat Elo terendah | 155 (4 Desember 1995) |
---|
|
|
Pertandingan internasional pertama |
---|
Hindia-Belanda 1–0 Singapura (Batavia, Hindia Belanda; 28 Maret 1921)[1] India 3-0 Indonesia (New Delhi, India; 4 Maret 1951)[2] |
Kemenangan terbesar |
---|
Indonesia 13–1 Filipina (Jakarta, Indonesia; 23 Desember 2002)
Indonesia 12–0 Filipina (Seoul, Korea Selatan; 22 September 1972)
Indonesia 10–1 Republik Cina (Kuala Lumpur, Malaysia; 18 Agustus 1968) |
Kekalahan terbesar |
---|
Bahrain 10–0 Indonesia (Riffa, Bahrain, 29 Februari 2012) |
Piala Dunia |
---|
Penampilan | 1 (pertama kali pada 1938) |
---|
Hasil terbaik | Babak 1 (1938, sebagai Hindia-Belanda) |
---|
Piala Asia |
---|
Penampilan | 4 (pertama kali pada 1996) |
---|
Hasil terbaik | Babak 1 (1996, 2000, 2004, 2007) |
---|
Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim
Asia pertama yang berpartisipasi di
Piala Dunia FIFA pada tahun
1938. Saat itu mereka masih membawa nama
Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari
Hongaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap
olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain
bulu tangkis), namun Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di
Konfederasi Sepak bola Asia.
Pada tahun
1930-an, di
Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (
NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (
NIVU) pada tahun
1936 milik bangsa
Belanda,
Hwa Nan Voetbal Bond (
HNVB) milik seseorang yang berketurunan
Tionghoa, dan
Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia milik bumiputra.
Nederlandsch Indische Voetbal Bond (
NIVB) sebuah organisasi sepak bola orang-orang
Belanda di
Hindia Belanda menaruh hormat kepada PSSI lantaran
SIVB yang memakai bintang-bintang dari
NIVB kalah dengan skor 2-1 melawan
VIJ.
NIVU yang semula memandang sebelah mata
PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan
Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara
de facto dan
de jure Belanda mengakui
PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa
PSSI dan
NIVU menjadi pucuk organisasi
sepak bola di
Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke
Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan
NIVU melawan tim bentukan
PSSI sebelum diberangkatkan ke
Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi
NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya.
NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab
PSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional,
PSSI membuktikannya. Pada
7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya
Maladi,
Djawad,
Moestaram,
Sardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim
Nan Hwa dari
Cina di
Gelanggang Union,
Semarang. Padahal
Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan
Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim
PSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari
NIVU ini,
Soeratin Sosrosoegondo, ketua
PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme
Indonesia,sangat geram. Ia menolak memakai nama
NIVU. Alasannnya, kalau
NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang
Belanda. Tapi
FIFA mengakui
NIVU sebagai perwakilan dari
Hindia Belanda. Akhirnya
PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di
Solo pada
1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke
Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang
Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di
Perancis, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan
Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua
NIVU,
Johannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan
Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland.
[3] Indonesia pada tahun
1938 (di masa penjajahan
Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di
Piala Dunia 1938. Waktu itu
Tim Indonesia di bawah nama
Dutch East Indies (
Hindia Belanda), peserta dari
Asia yang pertama kali lolos ke
Piala Dunia.
Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi
Asia untuk
Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara,
Indonesia (
Hindia Belanda) dan
Jepang karena saat itu dunia
sepak bola Asia memang hampir tidak ada. Namun,
Indonesia akhirnya lolos ke final
Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah
Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan
Cina.
Pemain Hindia Belanda di Piala Dunia 1938, saat melawan Hungaria
[sunting] Pertandingan melawan Hongaria
Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di
Stadion Velodrome Municipale,
Reims, Perancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda
Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, walikota Reims menyebutnya, "saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."
Meski strategi tak bisa dibilang buruk, tapi Tim Hindia Belanda tak dapat berbuat banyak. Pada menit ke-13, jala di gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0. Nasib Tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0-6. Pada saat itu Piala Dunia memakai sistem knock-out.
Meskipun kalah telak, surat kabar dalam negeri,
Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah".
[4] Setelah penampilan perdana itu, Indonesia tidak pernah lagi masuk babak pertama
Piala Dunia FIFA, dengan hasil paling memuaskan adalah Sub Grup III Kualifikasi
Piala Dunia FIFA 1986. Ketika itu Indonesia hampir lolos ke Piala Dunia 1986 tetapi Indonesia kalah di partai final kualifikasi melawan Korea Selatan dengan agregat 1-6.
Setelah era
Perang Dunia kedua, pada tahun 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tanggal 17 Agustus 1945.
Setelah itu,
sepak bola Indonesia mengalami kemajuan di Asia. Mereka berhasil lolos ke
Olimpiade Melbourne 1956. Indonesia berhasil melaju ke perempat final dan bertemu dengan raksasa dunia ketika itu,
Uni Soviet yang ketika itu dikapteni oleh kiper terbaik dunia ketika itu,
Lev Yashin. Ketika itu mereka berhasil menahan Uni Soviet 0-0. Namun pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 4-0 pada pertandingan kedua. Prestasi ini adalah prestasi tertinggi Indonesia dalam sejarah sepak bola di Indonesia.
Pada tahun 1958, Indonesia juga merasakan hasil terbaik di
Kualifikasi Piala Dunia 1958 dimana Indonesia berhasil mengalahkan
China pada ronde pertama. Namun mereka menolak untuk bertanding melawan
Israel pada ronde kedua dikarenakan alasan politis. Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah ikut dalam kualifikasi piala dunia hingga tahun 1970.
Uniknya, setelah bertanding di kualifikasi piala dunia, Indonesia berhasil meraih medali perunggu di
Asian Games 1958 setelah pada perebutan tempat ketiga berhasil mengalahkan
India 4-1.
[sunting] Era 1960-1970
Pada era ini, lahirlah pesepak bola Indonesia yang terkenal di Asia antara lain
Soetjipto Soentoro,
Max Timisela,
Jacob Sihasale,
Kadir,
Iswadi Idris, Andjiek Ali Nurdin,
Yudo Hadianto, dll. Diantara mereka yang paling fenomenal adalah
Soetjipto Soentoro. Ia adalah pemain tersukses di Indonesia dengan membawa Indonesia menjadi raja sepak bola
Asia.
Ketika itu Indonesia berhasil menjuarai berbagai turnamen yaitu
Turnamen Merdeka 1961,
1962,
1969,
Piala Emas Agha Khan 1966, dan
Piala Raja 1968. Indonesia juga berhasil meraih medali perak dalam
Asian Games 1966.
Bahkan pemain Indonesia ada yang dipanggil
AFC untuk menjadi bagian dari skuat Asia All Stars pada tahun 1967-1968. Mereka adalah
Soetjipto Soentoro yang bertindak sebagai
Penyerang Bayangan sekaligus sebagai kapten,
Jacob Sihasale sebagai
penyerang tengah,
Iswadi Idris bertindak sebagai
penyerang sayap kanan, dan
Kadir sebagai
penyerang sayap kiri. Ketika itu, mereka adalah kuartet tercepat yang pernah dimiliki Indonesia.
[sunting] Era 1970-1990an
Era ini merupakan era dimana sepak bola Indonesia masih menjadi negara terkuat di Asia. Indonesia berhasil menjuarai
Piala Pesta Sukan 1972 di
Singapura untuk terakhir kali. Namun Indonesia sempat berjaya ketika mereka berhasil mengalahkan tim asal
Amerika Latin,
Uruguay.
Ketika itu Indonesia berhasil mengalahkan Uruguay dengan skor 2-1. Beruntung ketika itu, Indonesia memiliki pemain yang bertalenta yang sangat mumpuni seperti
Ronny Paslah,
Sutan Harhara,
Ronny Pattinasarany,
Risdianto,
Andi Lala,
Anjas Asmara, Waskito dan pemain bekas angkatan
Soetjipto Soentoro.
Setelah itu sepak bola Indonesia berangsur mengalami penurunan. Terakhir mereka menjuarai
SEA Games 1991 di
Manila,
Filipina. Di kualifikasi
Piala Dunia, prestasi terbaik hanya diraih ketika Indonesia berhasil lolos ke putaran final. Namun harus kandas di tangan
Korea Selatan dengan agregat 1-6.
Di Asian Games, Indonesia berhasil meraih medali perunggu setelah menembus semifinal tetapi kalah dari
Kuwait pada partai perebutan tempat ketiga. Pemain pada masa itu yang terkenal adalah
Ricky Yakobi. Tendangannya volinya yang mengejutkan lawan ketika Indonesia melawan
Uni Emirat Arab dengan jarak yang cukup jauh di luar kotak penalty.
Di kancah
Piala Asia Indonesia pertama kali tampil di putaran final pada tahun
1996 di
Uni Emirat Arab (UAE). Indonesia berhasil membuat kejutan di pertandingan pertama dengan berhasil menahan imbang
Kuwait 2-2, tetapi akhirnya tersingkir di penyisihan grup setelah kalah 2-4 dari
Korea Selatan dan kalah 0-2 dari tuan rumah
UAE. Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun
2004 di
China setelah menaklukkan
Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan
Bahrain dengan skor yang sama tahun
2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama
Malaysia,
Thailand, dan
Vietnam.
Di kancah
Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara
Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua pada tahun 2000, 2002, dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih
runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya
merah-
putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut
Bob Hippy, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun
1962 hingga
1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika
PSSI mempersiapkan dua tim untuk
Asian Games IV-
1962,
Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal
Yugoslavia,
Toni Pogacnic, yakni
PSSI Banteng dan
PSSI Garuda. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti
M. Zaelan,
Djamiat Dalhar, dan
Tan Liong Houw, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat
Omo,
Anjik Ali Nurdin, dan
Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "
Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus
PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di
Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub
UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun
1964 hingga
1972, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun
1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan
pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena
SEA Games 1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up
Piala Raja 1981," kata
Ronny Pattinasarani yang memperkuat
PSSI tahun
1970-
1985.
Di
Piala Asia 2007 yang digelar mulai
8 Juli hingga
Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional
Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada.
Dan pada kostum Timnas Indonesia terakhir yang dibuat
Nike pada 2010 untuk
Piala Suzuki AFF 2010, motif baru kembali diperkenalkan. Pada kostum ini, terdapat
Burung Garuda besar yang membentang hampir di seluruh bagian depan kostum yang tidak berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna
Putih-
Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.
[sunting] Rekor turnamen
[sunting] Rekor penampilan di Piala Dunia FIFARekor Penampilan di Piala Dunia FIFA |
---|
Tuan Rumah / Tahun | Hasil | Posisi | M | S | K | GM | GK |
---|
1930 | Tidak Ikut | - | - | - | - | - | - | 1934 | Tidak Ikut | - | - | - | - | - | - | 1938 | Babak 1 (sebagai Hindia Belanda) | 14 | 0 | 0 | 1 | 0 | 6 | 1950 | Mengundurkan diri | - | - | - | - | - | - | 1954 | Tidak Ikut | - | - | - | - | - | - | 1958 | Mengundurkan diri selama kualifikasi | - | - | - | - | - | - | 1962 | Mengundurkan diri | - | - | - | - | - | - | 1966 | Tidak Ikut | - | - | - | - | - | - | 1970 | Tidak Ikut | - | - | - | - | - | - | 1974 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 1978 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 1982 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 1986 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 1990 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 1994 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 1998 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 2002 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 2006 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 2010 | Tidak lolos kualifikasi Asia | - | - | - | - | - | - | 2014 | Tidak lolos kualifikasi. Asia | - | - | - | - | - | - | 2018 | Belum Diselenggarakan |
|
|
|
|
|
| 2022 | Belum Diselenggarakan |
|
|
|
|
|
| Total | 1/19 | Round 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 6 |
Sejarah final Piala Dunia FIFA 1938 |
---|
Tahun | Babak | Nilai | Hasil |
---|
1938 | Babak 1 | Hindia-Belanda 0 – 6 Hongaria | Kalah |
[sunting] Rekor penampilan di Piala Asia AFCTahun | Hasil | Poin | M | S | K | GM | GK |
---|
1956 | Tidak ikut | - | - | - | - | - | - | 1960 | Tidak ikut | - | - | - | - | - | - | 1964 | Tidak ikut | - | - | - | - | - | - | 1968 | Tidak lolos kualifikasi | - | - | - | - | - | - | 1972 | Tidak lolos kualifikasi | - | - | - | - | - | - | 1976 | Tidak lolos kualifikasi | - | - | - | - | - | - | 1980 | Tidak lolos kualifikasi | - | - | - | - | - | - | 1984 | Tidak lolos kualifikasi | - | - | - | - | - | - | 1988 | Tidak lolos kualifikasi | - | - | - | - | - | - | 1992 | Tidak lolos kualifikasi | - | - | - | - | - | - | 1996 | Babak 1 | 3 | 0 | 1 | 2 | 4 | 8 | 2000 | Babak 1 | 3 | 0 | 1 | 2 | 0 | 7 | 2004 | Babak 1 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 9 | 2007 | Babak 1 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 4 | 2011 | Tidak lolos kualifikasi | - | - | - | - | - | - | Total | Terbaik: Babak 1 | 12 | 2 | 2 | 8 | 10 | 28 |
|
[sunting] Rekor penampilan di Kejuaraan Sepak Bola ASEAN
Kompetisi ini dulu dikenal sebagai Tiger Cup [sunting] Hasil pertandinganDi bawah ini adalah hasil seluruh pertandingan sepakbola yang dijalankan timnas Indonesia terhadap negara yang terdaftar di FIFA.[5][6] [sunting] Staff Kepelatihan[sunting] Staff Kepelatihan Saat ini[sunting] Daftar Pelatih Tim Nasional Indonesia[sunting] Pemain Tim Nasional IndonesiaDaftar nama pemain berikut adalah para pemain yang dipanggil untuk pertandingan persahabatan menghadapi Timor Leste pada 14 November 2012 di Jakarta, Indonesia. Jumlah penampilan dan gol akurat per 14 November 2012, setelah pertandingan menghadapi Timor Leste. |
[sunting] Baru dipanggil
Berikut merupakan para pemain yang juga dipanggil ke dalam skuat Indonesia dalam dua belas bulan terakhir dan masih dapat berpartisipasi untuk seleksi.
# | Pos. | Pemain | Tanggal lahir (Umur) | Penampilan | Gol | Klub |
---|
GK | Syamsidar | 15 Juli 1982 (umur 30) | 4 | 0 | Unattached | v Vietnam, 16 Oktober 2012 |
GK | Markus Haris Maulana | 14 Maret 1981 (umur 31) | 38 | 0 | PSMS Medan (IPL) | v Filipina, 5 Juni 2012 |
GK | Jandia Eka Putra | 14 Juli 1987 (umur 25) | 0 | 0 | Semen Padang | Piala Internasional Palestina 2012 |
GK | Andi Muhammad Guntur | 31 Oktober 1990 (umur 22) | 1 | 0 | PSM Makassar | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
|
---|
DF | Hengky Ardiles | 20 Mei 1981 (umur 31) | 5 | 0 | Semen Padang | v Vietnam, 16 Oktober 2012 |
DF | Diego Michiels | 8 Agustus 1990 (umur 22) | 2 | 0 | Persija Jakarta (IPL) | v Vietnam, 16 Oktober 2012 |
DF | Rusdiansyah | 14 Agustus 1985 (umur 27) | 0 | 0 | Persis Solo (LPIS) | v Vietnam, 15 September 2012 |
DF | Satrio Syam | 1 Oktober 1986 (umur 26) | 1 | 0 | PSM Makassar | v Filipina, 5 June 2012 |
DF | Abdul Rahman | 14 Mei 1988 (umur 24) | 1 | 0 | Sriwijaya | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
DF | Gunawan Dwi Cahyo | 20 April 1989 (umur 23) | 1 | 0 | Arema Indonesia (IPL) | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
DF | Rasul Zainuddin | 10 Desember 1990 (umur 21) | 0 | 0 | PSM Makassar | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
DF | Sigit Meiko Susanto | 25 Mei 1990 (umur 22) | 0 | 0 | Persibo Bojonegoro | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
|
---|
MF | Hendra Bayauw | 23 Maret 1993 (umur 19) | 5 | 2 | Semen Padang | v Vietnam, 16 Oktober 2012 |
MF | Jajang Paliama | 6 Juni 1984 (umur 28) | 3 | 0 | Semen Padang | v Vietnam, 16 Oktober 2012 |
MF | Lucky Wahyu | 1 April 1990 (umur 22) | 1 | 0 | Persija Jakarta (IPL) | v Filipina, 5 Juni 2012 |
MF | Rusdi Malawat | 20 September 1988 (umur 24) | 1 | 0 | Persija Jakarta (IPL) | v Filipina, 5 Juni 2012 |
MF | Slamet Nurcahyo | 11 Juli 1983 (umur 29) | 2 | 0 | Persiba Bantul | Piala Internasional Palestina 2012 |
MF | Abdul Musawir | 18 Mei 1984 (umur 28) | 0 | 0 | Persiraja Banda Aceh | Piala Internasional Palestina 2012 |
MF | Kim Jeffrey Kurniawan | 23 Maret 1990 (umur 22) | 0 | 0 | Persema Malang | Piala Internasional Palestina 2012 |
MF | Aditya Putra Dewa | 11 Juni 1990 (umur 22) | 1 | 0 | PSM Makassar | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
MF | Rendy Irawan | 26 April 1987 (umur 25) | 1 | 0 | Persebaya 1927 | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
MF | Ricky Ohorella | 31 Desember 1990 (umur 21) | 1 | 0 | Semen Padang | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
MF | Abdul Abanda Rahman | 20 Februari 1990 (umur 22) | 0 | 0 | Madiun Putra | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
|
---|
FW | M. Nur Iskandar | 7 Desember 1986 (umur 25) | 4 | 0 | Semen Padang | v Vietnam, 16 Oktober 2012 |
FW | Titus Bonai | 4 Maret 1989 (umur 23) | 4 | 0 | Semen Padang | v Vietnam, 15 September 2012 |
FW | Yosua Pahabol | 7 November 1993 (umur 19) | 0 | 0 | Semen Padang | v Vietnam, 15 September 2012 |
FW | Patrich Wanggai | 27 Juni 1988 (umur 24) | 1 | 1 | Persipura Jayapura | v Filipina, 5 Juni 2012 |
FW | Ferdinand Sinaga | 18 September 1988 (umur 24) | 4 | 0 | Persisam Putra Samarinda | v Bahrain, 29 Februari 2012 |
|}
[sunting] Daftar Pemain Dalam Proses Naturalisasi
[sunting] Pemain Terkenal
[sunting] Penampilan Terbanyak
* Bambang Pamungkas caps (gol) 88 (42) termasuk pertandingan non-FIFA (etc. melawan Klub dan Timnas U-23). [sunting] Pencetak gol terbanyak
* Bambang Pamungkas caps (gol) 88 (42) termasuk pertandingan non-FIFA (etc. melawan Klub dan Timnas U-23). [sunting] Rekor Turnamen
- Partisipasi Terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (1996, 2000, 2004), Ismed Sofyan & Bambang Pamungkas (2000, 2004, 2007)
- Penampilan Terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (8)
- Partisipasi Terbanyak di Piala AFF: Hendro Kartiko (1998, 2000, 2002, 2004, 2007)
- Penampilan Terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Julianto, Hendro Kartiko, Bambang Pamungkas (21)
- Gol Terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Julianto (13)
- ^ Data pertandingan Indonesia di RSSF
- ^ Data pertandingan Indonesia di RSSF
- ^ Mimpi Manis Piala Dunia 1938, Kompasiana.com
- ^ Kisah Indonesia di Piala Dunia, Vivanews.com
- ^ "Fixtures Results". FIFA. http://www.fifa.com/associations/association=idn/fixturesresults/gender=m/index.html#. Diakses pada 5 Desember 2010.
- ^ "Head-to-Head Search". FIFA. http://www.fifa.com/worldfootball/statisticsandrecords/headtohead/team1=idn/team2=aus/index.html. Diakses pa